08 Mei 2013

Pesona Dibalik Hijaunya Desa Sumber Sari-Kemuning


Kicau burung dan hembusan angin yang saling bersautan, menyambut pagi di kala itu. Sejauh mata memandang, yang nampak hanyalah  hamparan kebun teh yang menyejukkan mata. . 

Siluet Gunung Lawu yang nampak dari perkebunan teh Ngargoyoso, Kemuning.
Perpaduan birunya langit dan hijaunya perkebunan teh.
Pukul 4 pagi. Kebanyakan orang masih terlelap, namun saya sudah bergegas berangkat menuju Kemuning. Udara dingin yang menusuk tulang tidak mengurungkan niat saya untuk pergi, itu semua demi melihat matahari terbit yang kata kebanyakan orang terlihat sangat menawan. Benar saja, setiba disana saya langsung disambut dengan cahaya kemerahan yang perlahan mulai muncul dari balik bukit. Ternyata apa yang dikatakan orang-orang benar, mataharinya menawan dan memang lebih asyik jika dilihat dari atas bukit. Sejenak melepas lelah, saya beristirahat di kediaman salah satu warga disitu, Ngadiyem (55).

Ibu Ngadiyem.

Setelah sarapan dan meneguk teh hangat, saya dan Ngadiyem berjalan menyusuri kebun teh sambil menggendong beberapa perlengkapannya untuk bekerja. Perempuan dari Desa Sumber Sari, Dusun Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, itu setiap harinya memang berangkat kerja dengan berjalan kaki. Saya mengikuti Ngadiyem ke tempat ia bekerja. Ia berprofesi sebagai pemetik teh di Ngargoyoso. Jarak yang ditempuh dari rumahnya ke tempat kerja cukup jauh, saya pun kelelahan mengikuti Ngadiyem. Biarpun berjalan kaki, namun rasa penasaran melihat para pemetik teh bekerja menjadikan saya bersemangat untuk meneruskan perjalanan. Jarak yang ditempuh kira-kira sejauh 4km atau sekitar kurang lebih 45 menit dengan berjalan kaki. Agak susah memang untuk dilalui sepeda motor, jalanannya berbatu dan tidak rata. Kata Ngadiyem jika hujan turun, maka jalanan disini menjadi sangat licin dan becek.

Jalan setapak di tengah kebun teh.

Makan siang bersama.
Pemandangan disana memang benar-benar indah. Sinar matahari yang membuat biasan cahaya cantik pada tiap dedaunan  menambah keindahan pagi itu. Apalagi letak kebun teh ini berada di belakang Gunung Lawu, jadi kita bisa melihat juga penampakan Gunung Lawu dari kebun teh. Di kebun teh Ngargoyoso ada satu hal yang unik, semua pemetik tehnya adalah perempuan, dan rata-rata usia mereka sekitar 40-60 tahun. Katanya, yang muda-muda lebih memilih bekerja di kota atau luar negri. Mereka merasa gengsi bila harus bekerja sebagai pemetik teh.  Luas keseluruhan lahan kebun teh di kemuning sekitar 350 hektar dan di kelola oleh pihak swasta. Jenis dan kualitas daun teh yang ada disini juga bermacam-macam. Ada pula teh yang sampai di ekspor ke luar negri, tentu yang kualitasnya paling tinggi.
Para pemetik teh memasukkan hasil petikan mereka kedalam truk pabrik teh.

Sangat menarik memperhatikan para pemetik teh ini bekerja dengan pakaian khususnya. Mereka sangat cekatan dan jeli memilih daun. Ketika asyik memperhatikan mereka bekerja, ada suara bising kendaraan besar terdengar dari kejauhan. Rupanya itu adalah truk pengangkut daun teh yang datang dari pabrik. Beberapa laki-laki dan satu orang mandor turun dari truk. Mereka mulai menimbang hasil petikan dari para pekerja kemudian si mandor mencatatnya. Upah yang diterima oleh para pekerja pun tidak banyak. Per kilo mereka hanya di beri upah rata-rata 350 perak. Itu tidak seberapa dari apa yang mereka kerjakan dari pagi hingga siang hari.

Ndoro Donker 
Lepas dari situ, saya tidak langsung kembali ke rumah. Tidak lengkap rasanya jika anda pergi ke Ngargoyoso, namun tidak singgah di sebuah kedai teh yang terkenal disitu. Namanya Ndoro Donker. Kedainya bernuansa klasik. Di dalamnya terdapat foto-foto dari pengunjung, dan beberapa contoh teh. Warna putih dan abu-abu mendominasi kedai itu. Kebanyakan pengunjungnya adalah ekspatriat.  Hanya Lima belas menit perjalanan dari Argo Wisata Kemuning, anda sudah bisa mencicipi aneka teh dengan rasa yang unik. Beberapa rasa teh yang menjadi andalah mereka adalah green tea, mint tea, dan fruit tea. Harga teh yang dijual disana dibandrol mulai dari Rp 15.000,- . Letaknya yang strategis dan berada di antara kebun teh membuat siapapun pengunjung yang datang merasa nyaman dan relax. Tempat ini sangat cocok bagi anda yang ingin bersantai dan melepas penat.



Photo taken by @gilangvox @diandwisaputra @joedocks

2 komentar:

  1. lumayan mahal juga ya ke ndorodongkernya..kemaren padahal lewat sana kak..

    BalasHapus
  2. iyaa memang agak mahal, tapi harus dicoba :) sekali sekali hehe

    BalasHapus