24 Oktober 2014

Sudah Lebih Baik-kah Kamu?

"Sometimes we have to mind our own business instead of judging and talking bad about people."-Anonymous

Kutipan kalimat yang gue dapat dari postingan di path seorang teman yang ngena banget di gue.
Urusin masalah orang yang sama sekali ngga ada kaitannya dengan gue, nyinyirin teman sendiri bahkan orang lain yang ngga gue kenal, judging orang karena dengar satu persepsi tentang orang tersebut dari orang lain? Pernah. Semua pernah gue lakukan. And all of that bad things became my badhabit.

Sampai suatu hari gue baca satu tulisan yang intinya adalah apa yang kita lakukan terhadap orang lain akan berbalik pada kita. Hukum kausalitas, sebab-akibat. Apabila kita berbuat jahat kepada orang lain maka suatu hari entah cepat atau lambat, kita akan dijahati orang juga. Gue jadi mikir setelah baca tulisan itu, hal-hal yang baik dan buruk yang terjadi sama gue adalah akibat dari perbuatan baik dan buruk yang gue lakukan selama ini (?) Jadi kalo gue omongin keburukan orang lain dan nyinyirin orang lain, someday akan ada orang yang ngelakuin hal yang sama seperti apa yang gue lakukan dan gue yang jadi object nyinyirannya. Ah, you know that feelings ketika ada orang yang nyinyirin lo padahal lo ngerasa baik-baik aja, itu bikin lo pasti jadi ngerasa 'ada yang salah sama gue?'. Dan ngga sedikit juga sih orang yang down cuma gara-gara jadi bahan omongan orang lain.

Balik ke kalimat yang gue kutip diatas. Gue berkaca sama diri gue sendiri, apa gue lakukan selama ini tanpa gue sadari pasti udah bikin beberapa orang sakit hati. Padahal diri gue sendiri pun jauh dari kata sempurna. Masih banyak kekurangan disegala hal. Well.. kutipan diatas bikin gue melek. 
Iya betul, banyak hal yang ada pada diri kita yang harus kita pikirkan, banyak masalah yang harus diselesaikan, dan banyak keinginan yang belum tercapai. Tapi itu semua terabaikan karena rupanya kita termasuk gue sibuk dengan sesuatu yang ngga penting, gosipin orang. 

Sekarang gue mulai merubah kebiasan buruk gue itu. Gue mengurangi intensitas bertemu dengan orang yang hobi nyinyir dengan lebih sering kumpul dengan orang yang kasih gue positive energy. Gue menahan diri untuk ngga ikut nimbrung komentar ketika sekeliling gue lagi gosipin orang. Paling cuma gue timpalin senyum lah. Dan yang paling bisa bikin gue ngebatalin nyinyir adalah, semua gue balikin ke diri gue sendiri. Sudah lebih baik kah gue dari pada orang lain? 

20 Oktober 2014

Selamat, Pak Jokowi!

Siapa yang menyangka seorang anak tukang kayu menjadi presiden. Bahkan ketika menjabat sebagai Walikota Solo pun pasti banyak juga masyarakat yang tidak pernah mengira.
Saya menyaksikan dari layar kaca sebagian pidato pertama beliau sebagai presiden. Ada satu hal yang menarik buat saya dari pidato tadi siang. Pada saat pembukaan, beliau mengucapkan kata terimakasih kepada Prabowo dan Hatta Rajasa. Menurut saya mengucapkan kata terimakasih kepada orang yang pernah menjadi 'rival' kita itu bukan hal yang mudah. Hanya orang-orang berhati besar lah yang mau dan mampu. And Jokowi did it.

Hari ini hampir seluruh masyarakat Indonesia turut larut dalam euforia pelantikan Presiden Republik Indonesia yang baru, Jokowi. Acara syukuran dan perayaan atas pelantikan Jokowi sebagai presiden diselenggarakan secara besar-besaran di Ibukota dan beberapa kota lain termasuk Solo. Puncak acaranya adalah melepaskan belasan ribu lampion sebagai simbol harapan dan doa untuk Indonesia. Tentunya harapan dan doa agar Indonesia bisa lebih baik lagi dibawah kepemimpinan Jokowi.


Well...

Selamat, Pak Jokowi!
Tetap sederhana, dan bekerja dari hati.
Banyak harapan rakyat yang menanti untuk direalisasi.


15 Oktober 2014

Manusia Yang Tak Berakal (?)

Manusia adalah makhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan dengan penuh kesempurnaan. Akal yang menjadi pembeda dengan makhluk yang lain. Itulah yang membuat manusia bisa membedakan mana yang benar mana yang salah, mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak. Dengan akalnya pula, manusia bisa meraih apa yang mereka inginkan, bahkan kuasa pun bisa diraih. Namun ketika manusia yang satu lebih memiliki power dari manusia yang lain, terkadang akal tak lagi digunakan. Semua dilakukan demi satu hal, kepuasan. Kepuasan meraih apa yang diiginkan walau dengan cara merampas sekalipun. Ego telah merasuk di dalam hati. Hanya kebencian dan amarah yang dirasa. 

Mana akalmu hai manusia?
Tidakkah kamu berpikir nasib orang yang kamu rampas hak dan kebahagiannya?
Tidakkah kamu sadar yang kamu ucapkan adalah fitnah dan kebohongan belaka?
Dan tidakkah kamu percaya akan karma?










Ah iya.
Aku baru ingat. 
Kamu manusia yang tak punya akal, bukan?