Tahun 2010. Tahun dimana saya mulai bergabung menjadi anggota di sebuah Lembaga Pers Mahasiswa. Alasan saya bergabung pada saat itu cuma satu, saya mau belajar nulis. Melewati beberapa tahap screening dan alhamdulillah saya lolos. Entah apa pertimbangan dari mereka untuk menerima saya. Yang saya tau inilah saatnya saya 'menggali emas' sampai habis hehe. Maksudnya ilmu yang ada di sana harus saya dapatkan semua.
Saya termasuk angkatan 'telat' bergabung. Alhasil saya bersamaan dengan junior saya, angkatan 2010. Jabatan pertama yang saya emban adalah staf bidang usaha, kalau tidak salah di bagian distribusi dan sirkulasi produk. Maaf saya lupa. Harap maklum karena saya sama sekali tidak terlalu suka dan paham dengan proker di bidang itu. Kenapa? lemme tell you. Pertama, asal saya bukan dari Solo. Saya ngga paham betul dimana tempat cetak yang bagus, gimana caranya saya bisa ajak kerjasama toko buku untuk buat sebuah bazar buku, dan saya ngga paham prosedur pencarian iklan, OMG. Kedua, ketika saya tidak paham mengenai proker saya, wajar dong saya bertanya kepada orang yang saya anggap tau betul. Tapi yang saya dapat seringkali jawaban tidak tau. Ketiga, saya benci sekali dengan orang-orang atau segala hal yang ribet. Nah, pada saat itu hampir setiap hari yang dikerjakan adalah rapat, rapat, rapat, dan rapat. Sehari pun bisa 2-3 macam rapat. Daaaan yang paling menyebalkan adalah ketika memperdebatkan satu hal dan tidak kunjung terpecahkan. Saya tegaskan saya bukan tidak suka rapat, tapi saya benci rapat yang berbelit-belit. Tapi, yasudahlah masa lalu saya jadikan pembelajaran. :)
Kepengurusan baru periode 2011/2013, diangkatlah teman saya AP sebagai Pemimpin Umum. Dan saya diberikan kepercayaan untuk menjadi Pemimpin salah satu bidang. Dibawah kepemimpinan AP kami pun sepakat untuk mengurangi intensitas rapat dan lebih fokus pada produk terbitan serta penjagaan anggota. Pada periode inilah kesabaran dan kepintaran saya dalam menyelesaikan proker makin diuji. Banyak proses yang saya lalui, dan itu menjadi pembelajaran buat saya. Bagaimana cara mengkoordinasikan staf, gimana kalau staf 'mangkir', gimana kalau proker mundur dari jadwal, gimana kalau tidak terlaksana. Jujur saya belajar BANYAK. Saya tipe orang yang mudah menyerah dan pergi ketika masalah datang. Tapi ketika saya mengemban jabatan itu, justru membuat saya berdiri ketika jatuh dan berani menghadapi masalah. Saat itulah saya sadar. Saya cinta dengan LPM ini, saya ngga mau LPM ini kehilangan nyawanya. LPM ini telah mengajarkan saya banyak hal. Saya paham jurnalistik, saya belajar menjadi pemimpin, saya belajar menerima, saya belajar menghargai pendapat orang lain, saya belajar menyelesaikan masalah secara bijak, saya belajar banyak. :)
Semua anggota saya anggap keluarga sendiri, bahkan sekre sudah terasa seperti rumah bagi saya. Dari pagi hingga malam seringkali kami menghabiskan waktu di sekre untuk rapat, menyelesaikan tulisan, tugas ataupun hanya sekedar ngobrol-ngobrol lucu hehe. LPM semakin ramai dengan bertambahnya anggota-anggota baru mahasiswa angkatan 2012. Keinginan mereka sama dengan saya waktu pertama kali bergabung, mereka ingin belajar menulis.
Kini kepengurusan saya dan kawan-kawan periode 2011/2013 telah berakhir. Ketika SK demisioner kami dibacakan, saya tidak bisa menahan air mata. Bahagia bercampur sedih. Bahagia karena beban di pundak saya berkurang, sedih karena rasa kehilangan. Saya harus pergi, mau tidak mau harus pergi. Menyerahkan LPM ini ke kepengurusan berikutnya.
Saya berharap kepengurusan selanjutnya lebih dan lebih baik lagi, tidak ada egois di dalam diri tiap pengurus, seluruh proker bisa terlaksana dengan baik dan hubungan dengan anggota dan pengurus bisa tetap terjalin dengan baik. Dan yang paling penting lagi jangan hanya meminta dari VISI tapi kamu juga harus bisa memberikan sesuatu untuk VISI.
Saya titip VISI ya kawan-kawan semua.
Jaga VISI baik-baik :')
baca ini kenapa sedih ya, duh mbak iciii -___-
BalasHapusjangan sedih dong :D semangat!!
Hapusaku aku aku.... jadi ingat yang dulu-dulu... :(
BalasHapusterimakasi yaah ici :)
ngga tau terimakasi atas apa, tapi aku merasa harus berterimaksi.
itu saja :)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmeski tergolong 'telat', namun seperti kata pepatah: tidak ada kata terlambat untuk belajar. :)
BalasHapus